GENERATOR ARUS SEARAH (DC)
A. Definisi Generator DC
Generator DC adalah
Sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi
energi listrik serta menghasilkan arus DC / arus searah. Pada umumnya generator
DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan
digital, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis,
serta bagian rotor.
Generator DC
dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau
penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
1. Generator
Penguat Terpisah
Pada generator penguat
terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu
dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:
1.1. Penguat elektromagnetik (Gambar
8.a)
1.2 Magnet permanent /
magnet tetap (Gambar 8.b)
Gambar 8. Generator Penguat Terpisah.
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat
elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan
dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan
catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2. Penguat
dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari
terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan
akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.
Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Gambar 9. Karakteristik Generator Penguat
Terpisah
Gambar 9 menunjukkan:
a. karakteristik generator penguat terpisah saat
eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah
arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output generator akan sedikit turun
jika arus beban semakin besar.
b. Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
c. Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar
dan reaksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke
medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi kecil.
• Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat
eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator
diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah,
dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai
tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2
diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan
penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai
tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada
Gambar 10.
Gambar 10. Diagram Rangkaian Generator Shunt
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus
eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi
salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat,
maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator
tersebut.
Karakteristik Generator Shunt
Gambar 11. Karakteristik Generator Shunt.
Generator shunt mempunyai
karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Tegangan output akan turun
lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan
output pada generator penguat terpisah.
Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator
penguat terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya
sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki
pada generator kompon.
• Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua
penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi
merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian
generator kompon ditunjukkan pada Gambar 12. Pengatur medan magnet (D1-D2)
terletak di depan belitan shunt.
Gambar 12. Diagram Rangkaian Generator Kompon
Karakteristik Generator Kompon
Gambar 13. Karakteristik Generator Kompon
Gambar 13 menunjukkan karakteristik generator
kompon. Tegangan output generator terlihat konstan dengan pertambahan arus
beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan
oleh adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus
beban bertambah besar. Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang
cenderung tegangannya akan turun jika arus bebannya naik
.B. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat
dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan
digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing
dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.
Gambar 1. Konstruksi Generator DC
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu
bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang
berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat
arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari:
komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan
secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara
periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang
yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan
amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
C. Prinsip kerja Generator DC
Prinsip kerja dari
generator arus searah berdasarkan hukum Induksi Farraday adalah “jika sepotong
kawat terletak di antara kutub-kutub magnet, kemudian kawat tersebut
digerakkan, maka di ujung kawat ini timbul gaya gerak listrik (GGL) karena
induksi. Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh
melalui dua cara:
1. dengan menggunakan
cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
2. dengan
menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Pembangkitan Tegangan Induksi.
Jika rotor diputar
dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh
lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan
induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan
(c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh
penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan
tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet
dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah
netral.
Gambar 3. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui
cincin-seret dan komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan
slip-ring berupa dua cincin (disebut juga dengan cincin seret), seperti
ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik)
berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator
satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan
dua gelombang positip.
a. Rotor dari generator DC akan menghasilkan
tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah
tegangan AC.
b. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah
generator DC, sebanding dengan banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi
(arus penguat medan
D. Aplikasi Generator DC pada kehidupan
sehari-hari
Dalam kehidupan
kita sehari-hari generator DC mempunyai banyak pengaplikasian, yang diantaranya
sebagai altenator mobil, dynamo sepeda, las listrik, kipas computer, vcd player
dan sebagainya. Pada kesempatan kali ini saya akan mengambil contoh pengaplikasian
dengan menggunakan dinamo Sepeda.
E. Efisiensi Generator DC
Seperti
halnya dengan mesin-mesin lainnya , pada mesin listrik arus searah,
efisiensinya dinyatakan sebagai:
Efisiensi yang dinyatakan dalam persamaan diatas disebut pula sebagai
efisiensi komersial atau efisiensi keseluruhan (overall efficiency).
F. Referensi
1. http://abdi94.blogspot.co.id/2014/11/generator-dc.html
2. http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/01/generator-dc.html
3. https://condrokacon.wordpress.com/2012/05/01/implementasi-generator-dc/
4. https://arifsh2009.wordpress.com/2014/11/02/generator-dan-motor-dc/
5. http://tmjosua.blogspot.co.id/2014_11_01_archive.html